Surat dari seorang teman dari perbatasan Indonesia - Malaysia

Posted by Unknown On Kamis, 27 Juni 2013 0 komentar

Untuk teman-teman seluruh Kalimantan
Apa yang ada di pikiran sahabat seantero Kalimantan ketika berbicara kedaulatan NKRI? Kedaulatan secara Ekonomi, budaya, sosial, kesejahteraan dll. Berdaulat =Bersatu/bersama-sama

Tapi apa kita (kalimantan) sudah di ajak berdaulat dalam semua hal? Sadar atau tidak di ajak berdaulat hanya dalam hasil sumber daya alam dan tetritorial wilayah NKRI yang menjadi slogan tapi kita dihianat dalam pembagian hasil.

Kami merasakan sekali betapa kami menjadi seperti pencuri dinegara sendiri. Kami diawasi kesana-kesini oleh Polisi dan tentara LIBAS (Lintas Batas), Kami di tanyai dan di ingterogasi. Kadang malah kami diminta pungli.

Jual-beli ke Malaysia wajar, paling tidak itu bisa mengirit biaya kami. Daripada kami ke pusat kabupaten yang bisa menghabiskan jutaan rupiah hanya untuk membeli beras sekarung. (Jalanan rusan dan apalagi sekarang dengan kenaikan harga BBM pasti akan lebih mahal).

Tapi malah kami di bilang menghianati NKRI. Sebenarnya siapa yang menghianati? Kami yang diam dan tetap mengakui AKU INDONESIA atau pemerintah yang meninggalkan kami? Kami sadar, kami dipertahankan setengah mati karna ada hal beharga dari kami. Contoh saudara kami di Sipadan dan Ligitan. Dulu di tinggal, setelah tau ada SDA baru di rebut setengah mati. Sama juga dengan saudara di PAPUA.

3 hari pasca kenaikan BBM, lsitrik masih sering padam, SPBU ngantri mengular, beli bbm eceran harga Rp 9.000,- sd Rp 15.000,-. Harga komoditas utama karet dan sawit semakin anjlok karna ulah spekulan dan konspirasi pasar ekspor.

Lalu apa yang kita dapatkan dari kebaikan kita kepada NKRI selama ini, tanah kita korbankan untuk di gali,di porak porandakan, dikeruk. Hutan di beri untuk di babat untuk pembukaan perkebunan Sawit. Sekarang perbatasa sudah rata dengan sawit PT.Sinar Mas. Tapi apa balasannya dari NKRI? NIHIL..

Jujur tidak ada yang bisa aku banggakan dari NKRI. Hanya kekecewaan yang ada. Pantasan keluargaku banyak yang memilih pindah ke Malaysia. Sekarang disana mereka jauh lebih sejahtera, punya rumah permanen, mobil pribadi, jaminan kesehatan dan hari tua. Saya tidka munafik dan mereka memilih jalan tepat. Buat apa bertahan dengan Indonesia tapi ada Malaysia yang menjamin hidup lebih baik?

Dulu tahun 2010 sahabatku Bonny Bulang yang juga admin di Cerita Dayak ini penah mengabdi bersama saya diperbatasan hampir satu tahun. Dalam beberapa kesempatan dia sering bilang jangan sampai kita CINTA BUTA PADA NKRI. Cinta karna diajak, tapi kita tidka kenal NKRI itu siapa. Kita tidak tahu apa ygn NKRI berikan kepada kita. Tapi saat itu aku menggapainya dingin saja. Dan hari ini aku benar-benar sadar, apa yng di katakan saudaraku benar adanya. Kenyataanya memang selama ini aku Cinta Buta pada Indonesia.

Surat ini mengajak saudara-saudaraku jangan sampai kalian CINTA BUTA KEPADA INDONESIA ini. Sadarlah hari ini dan kita bisa membuat Kalimantan jauh lebih baik dari hari ini walaupun harus tanpa Indonesia. Tidak bermaksud separatis, tetapi inilah dilema hati yang kami pemuda disini rasakan saat ini.

Terima kasih atas perhatiannya.
Saya Putra Perbatasan

Herkulanus Rimung
--------------------------------------------------------------------
Surat dari seorang teman dari perbatasan Indonesia - Malaysia. Dipedalaman Kapuas Hulu Kabupaten Sintang - Kalimantan Barat kepada admin. Dan dengan sangat meminta untuk di publis di Cerita Dayak...Surat di kirim ke email admin bonnybulang@yahoo.com dan kami tidak melakukan editan sama sekali.

Semoga artikel Surat dari seorang teman dari perbatasan Indonesia - Malaysia bermanfaat bagi Anda.

Jika artikel ini bermanfaat,bagikan kepada rekan melalui:

Posting Komentar