Film Dokumenter Pemuda Kalbar Terbaik di Eagle Awards 2013

Posted by Unknown On Sabtu, 23 November 2013 0 komentar




Realitas masyarakat adat di pedalaman Kalimantan yang memiliki kekayaan sumber daya alam, namun kenyataannya tak sepenuhnya mendapatkan kesejahteraan yang seharusnya diberikan pemerintah sesuai amanat Undang-Undang 1945.
Keprihatinan atas realitas sosial itu lalu dituangkan dalam sebuah film dokumenter berjudul "70:30 Sama Dengan?" oleh Lanang Bagus Prasetyo ( 26) dan Iswadi (22).
Tak disangka film dokumenter karya kedua pemuda asal Kalbar tersebut memikat juri dalam ajang Eagle Award Documentary Competition (EADC) 2013. Film dokumenter karya Bagus dan Iswadi meraih prestasi gemilang sebagai pemenang kategori film dokumenter terbaik Eagle Award 2013 di Awards Night EADC 2013 Harmoni Indonesia di Grand Studio Metro TV, Jakarta, Rabu (13/11/2013) silam.
Lanang menuturkan, film ini bercerita tentang potret kecil dari keadaan potret besar masyarakat pedalaman Kalimantan, dimana tidak terpenuhinya hak fasilitas dasar dan hak kesejahteraan yang dijamin konstitusi UUD 1945 tersebut sehingga akhirnya terjadilah konflik internal lintas generasi untuk menemukan solusi dengan masing-masing pemikiran generasi.
"Di film ini saya menceritakan tentang generasi tua dan generasi muda mengalami konflik internal, karena tiadanya perhatian dari pemerintah dari segi pemenuhan kebutuhan dasar seperti pendidikan, listrik, jembatan dan lainnya yang memang sudah diamanahkan oleh konstitusi Undang-Undang 1945," ujarnya kepada Tribun, Selasa (19/11/2013).
Ia menuturkan, potensi hutan adat yang saat ini sudah 70 persennya dimiliki kaum muda yang kemudian dijual ke perusahaan sawit yang menjanjikan dan memenuhi apa yang tidak diberikan pemerintah seperti jembatan, listrik, sekolah, kesehatan.
Sementara yang 30 persennya generasi tua tidak setuju karena tanah adat merupakan identitas nenek moyang mereka dari dulu. "Sehingga ini menjadi konflik. Tujuan kami mengangkat masalah ini agar ada perubahan yang mendasar bagi masyarakat pedalaman Kalimantan yang kaya sumber daya alamnya, tetapi kok miskin sehingga seperti tamu di daerah sendiri," tukasnya.
Mengambil lokasi di Dusun Sengkabang, Desa Sukabangun, Kecamatan Sungai Betung, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, Lanang dan Iswadi memvisualkan apa yang ada.
Memakan waktu sekitar 6 bulan kedua mahasiswa ini memulai proses keikutsertaan mereka dalam ajang bergengsi ini dimulai dari mengikuti kegiatan roadshow eagle award yang digelar beberapa waktu lalu di STAIN Pontianak.
Lanang, mahasiswa asal Ngabang kelahiran 16 November 1987 ini yang memang memiliki hobi mendaki gunung dan aktif dalam Mahasiswa Hukum Pecinta Alam (Makumpala) Universitas Tanjungpura, dan Iswadi, mahasiswa semester 9 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan STKIP PGRI Pontianak yang memiliki hobi fotografi ini bertemu untuk menyatukan ide bersama untuk menyutradai film ini.
"Karena saya sering turun naik gunung di Kalbar sehingga sering melihat adanya kesamaan ujung tombak masyarakat penjaga hutan atau masyarakat adat yang tidak ada kesejahteraan. Kalau memang orang sudah sejahtera, tidak mungkin orang menjual hutan adatnya. Karena saya menemukan keadaan masyarakat yang sama dimana pun di pedalaman. Kalau tidak konflik, kemiskinan, menjual hutannya, sekolah yang terhambat, semua itu saya saksikan langsung di lapangan," jelas Lanang. artikel selanjutnya Semoga Masyarakat Tahu Kalimantan Kaya tetapi Miskin

Source : Tribun Pantianak


Semoga artikel Film Dokumenter Pemuda Kalbar Terbaik di Eagle Awards 2013 bermanfaat bagi Anda.

Jika artikel ini bermanfaat,bagikan kepada rekan melalui:

Posting Komentar