Semoga Masyarakat Tahu Kalimantan Kaya Tetapi Miskin

Posted by Unknown On Sabtu, 23 November 2013 0 komentar




Melalui sebuah proposal, Lanang Bagus Prasetyo ( 26) dan Iswadi (22) lolos ke-50 besar, kemudian ke-20 besar Eagle Award Documentary Competition (EADC) 2013.
Dilanjutkan melalui tahapan wawancara lewat skype untuk lolos ke 5 besar. Setelah lolos 5 besar, mereka diundang ke Jakarta dan kemudian membuat forum, memproduksi film hingga akhirnya meraih kategori terbaik pada puncak penghargaan.
Memakan sekitar 2 bulan untuk mereka memahami benar kondisi dan keadaan masyarakat yang dilihat kasat mata dan memahami persoalan yang dihadapi masyarakat sehingga utuh menjadi sebuah film dokumenter berjudul "70:30 Sama Dengan?".
Kendati awalnya banyak kendala yang dihadapi seperti misalnya basic Iswadi sendiri yang hanya berkecimpung dalam dunia fotografi harus dihadapkan dengan pembuatan film.
"Pertama kali membuat film saya tidak paham sama sekali, hanya paham dunia foto, namun pas ikut eagle jadi mengertilah untuk buat karya sendiri. Tak hanya itu kendalanya pada saat syuting, karena di pedalaman akses jalan susah, jembatan belum ada sehingga kita tempuh dengan jalan yang cukup rusak dan lumayan jauh juga ke Sengkabang Bengkayang," jelas mahasiswa kelahiran Sanggau 1 Oktober 1991 ini.
"Dengan mendapat nominasi film terbaik di Eagle Award 2013 Alhamdulillah. Semoga masyarakat luar sana tahu kalau Kalimantan kaya tetapi miskin," imbuh Lanang.
Dalam Eagle Award 2013 ini juga memutuskan film dokumenter Hikayat Dari Ujung Pesisir garapan Cut Ervida Diana dan Darang Melati sebagai pemenang kat
egori Film Favorit Pemirsa. Serta film Provokator Damai yang diproduseri Rifky Husein dan Ali Madi Salay sebagai pemenang untuk kategori Film Rekomendasi Dewan Juri.
Tentunya prestasi ini bukanlah akhir dari perjuangan mereka mengangkat realitas yang ada untuk menggugah banyak pihak melalui karya yang mereka ciptakan melainkan akan diteruskan dengan karya lainnya.
"Tentunya akan terus mendokumenterkan, di antaranya dengan memvisualkan realitas yang ada di Kalimantan Barat baik tentang masyarakat, sosial, budaya, lingkungan, hukum dan sebagainya lewat film dokumenter," imbuh Lanang.
Senada, Iswadi mengatakan tak akan berhenti membuat project film lagi. "Pokoknya jangan diam di tempat, setelah karya yang pertama, karya selanjutnya haruslah menyusul, dan Insya Allah kita akan membuat lebih dari ini," ujarnya.
Ia berpesan kepada generasi muda lainnya agar tidak pernah berhenti untuk berkarya. "Maju terus pembuat film dokumenter agar jangan diam dengan situasi dan kondisi kita saat ini," imbuhnya. Baca juga : Film Dokumenter Pemuda Kalbar Terbaik di Eagle Awards 2013

Source : Tribun Pontianak


Semoga artikel Semoga Masyarakat Tahu Kalimantan Kaya Tetapi Miskin bermanfaat bagi Anda.

Jika artikel ini bermanfaat,bagikan kepada rekan melalui:

Posting Komentar