Semoga Masyarakat Tahu Kalimantan Kaya Tetapi Miskin
Melalui sebuah proposal, Lanang Bagus Prasetyo (
26) dan Iswadi (22) lolos ke-50 besar, kemudian ke-20 besar Eagle Award
Documentary Competition (EADC) 2013.
Dilanjutkan melalui tahapan wawancara lewat skype
untuk lolos ke 5 besar. Setelah lolos 5 besar, mereka diundang ke Jakarta dan
kemudian membuat forum, memproduksi film hingga akhirnya meraih kategori
terbaik pada puncak penghargaan.
Memakan sekitar 2 bulan untuk mereka memahami
benar kondisi dan keadaan masyarakat yang dilihat kasat mata dan memahami
persoalan yang dihadapi masyarakat sehingga utuh menjadi sebuah film dokumenter
berjudul "70:30 Sama Dengan?".
Kendati awalnya banyak kendala yang dihadapi
seperti misalnya basic Iswadi sendiri yang hanya berkecimpung dalam dunia
fotografi harus dihadapkan dengan pembuatan film.
"Pertama kali membuat film saya tidak paham
sama sekali, hanya paham dunia foto, namun pas ikut eagle jadi mengertilah
untuk buat karya sendiri. Tak hanya itu kendalanya pada saat syuting, karena di
pedalaman akses jalan susah, jembatan belum ada sehingga kita tempuh dengan
jalan yang cukup rusak dan lumayan jauh juga ke Sengkabang Bengkayang,"
jelas mahasiswa kelahiran Sanggau 1 Oktober 1991 ini.
"Dengan mendapat nominasi film terbaik di
Eagle Award 2013 Alhamdulillah. Semoga masyarakat luar sana tahu kalau
Kalimantan kaya tetapi miskin," imbuh Lanang.
Dalam Eagle Award 2013 ini juga memutuskan film
dokumenter Hikayat Dari Ujung Pesisir garapan Cut Ervida Diana dan Darang
Melati sebagai pemenang kat
egori Film Favorit Pemirsa. Serta film Provokator
Damai yang diproduseri Rifky Husein dan Ali Madi Salay sebagai pemenang untuk
kategori Film Rekomendasi Dewan Juri.
Tentunya prestasi ini bukanlah akhir dari
perjuangan mereka mengangkat realitas yang ada untuk menggugah banyak pihak
melalui karya yang mereka ciptakan melainkan akan diteruskan dengan karya
lainnya.
"Tentunya akan terus mendokumenterkan, di
antaranya dengan memvisualkan realitas yang ada di Kalimantan Barat baik
tentang masyarakat, sosial, budaya, lingkungan, hukum dan sebagainya lewat film
dokumenter," imbuh Lanang.
Senada, Iswadi mengatakan tak akan berhenti
membuat project film lagi. "Pokoknya jangan diam di tempat, setelah karya
yang pertama, karya selanjutnya haruslah menyusul, dan Insya Allah kita akan
membuat lebih dari ini," ujarnya.
Ia berpesan kepada generasi muda lainnya agar
tidak pernah berhenti untuk berkarya. "Maju terus pembuat film dokumenter
agar jangan diam dengan situasi dan kondisi kita saat ini," imbuhnya. Baca juga : Film Dokumenter Pemuda Kalbar Terbaik di Eagle Awards 2013
Source : Tribun Pontianak
Semoga artikel Semoga Masyarakat Tahu Kalimantan Kaya Tetapi Miskin bermanfaat bagi Anda.
Posting Komentar